menusuk terik mentari pagi mulai menyelinap diam-diam dari jendela kamar ku. tak ada yang berbeda dari hari sebelumnya. aku tetap saja menarik selimutku. ditengah suasana kamar kosku yang tidak lebih rapi dari kapal kecil yang terbelah dua, ditabrak sama kapal besar dan ditimpa meteor besar. rasanya mataku enggan sekali untuk terbuka. suasana pagi seperti ini membuatku ingin tetap berada di singgasanaku ini. tentu saja kasur ku tercinta.
suara itu sudah terdengar tiga kali menyapa pagiku. suara avril lavigne ini memang indah, tapi tidak saat aku tertidur. "halo, assalamualaikum". yaaa ternyata suara itu yang membuatku sedikit galau di pagi nyamanku.(hehe atau d tidur nyenyak ku ya ??). setengah sadar otak ku mencari file dan berusaha menebak suara siapa yang ada diseberang sana. setelah menjawab salamku, suara itu melemparkan pertanyaan padaku "udah bangun lin ?' katanya. akupun menarik nafas panjang. "kalo aku msih tdok kak, mano biso aku angkat tlpon kakak. aduh kakak ku ini perhatiannya luar biasa. pagi-pagi sudah menyempatkan waktu untuk menelpon ku hanya untuk menanyakan aku sudah bangun atau belum.
"lin, hari ini datang ke aula pasca ya, ada acara pameran club riset kakak lin,nanti disana ada stand-stand loh, teus disana kamu bisa nanya-nanya buat nambah ilmu loh.dateng ya dek?". dalam hati akupun mulai menggerutu. "kakak,,kakak,, nyawaku aja belum ngumpul semua loh ini, malah udah disuruh dateng ke acara yang kakak jelas tahu aku nggak tertarik dan tidak berminat kak." tapi karena aku mengahargai kakak ku tercinta ini, aku tetap menjawab. "ya kak, insyaallah nanti." ya secara tidak langsung aku sudah berjanji akan datang ini.
"lin, hari ini datang ke aula pasca ya, ada acara pameran club riset kakak lin,nanti disana ada stand-stand loh, teus disana kamu bisa nanya-nanya buat nambah ilmu loh.dateng ya dek?". dalam hati akupun mulai menggerutu. "kakak,,kakak,, nyawaku aja belum ngumpul semua loh ini, malah udah disuruh dateng ke acara yang kakak jelas tahu aku nggak tertarik dan tidak berminat kak." tapi karena aku mengahargai kakak ku tercinta ini, aku tetap menjawab. "ya kak, insyaallah nanti." ya secara tidak langsung aku sudah berjanji akan datang ini.
dengan bumbu kemalasan yang ada dibenakku, aku berjalan menuju kamar mandi. mandi dan siap-siap menuju pasca. huuuuaaa airnya benar-benar terasa dingin. kalau bukan karena menghargai kakakku, pasti sekarang aku masih berada disinggasanaku sekarang. dengan pakaian yang pasti sangat sederhana, aku berjalan menuju aula pasca.
setelah sampai dengan selamat ketempat tujuan ku, melewati perjalanan yang terbilang lama. jika dihtung dalam detik, aku sudah menempuh perjalanan 3895 detik (kalo dihitung dalam jam, berapa jam tu, hayyyooo?). tiba disana kakak ku melambaikan tangannya. tapi aku tak menghiraukan kakakku. yang aku ingin lihat dan perhatikan adalah orang yang berada disebelah kakakku. bajunya warna orange guys. warna kesukaanku. dan baru kali ini aku melihat lelaki yang mengenakan warna ini begitu serasi dan sedaap dipandang mata. aku pun menghampiri kakakku.
dia si pengguna baju orange, tersenyum kepadaku. dan aku menanggapinya dengan biasa saja. sok jual mahal dikit kan. huuaa ternyata dia orang yang cukup bisa dan enak diajak ngobrol loh. dia menjelaskan kepadaku tentang riset yang dijalaninya bersama kakakku. tapi yaa tetap saja aku cuma menjadi pendengar setia(nggak ngerti soalnya).
dia si pengguna baju orange, tersenyum kepadaku. dan aku menanggapinya dengan biasa saja. sok jual mahal dikit kan. huuaa ternyata dia orang yang cukup bisa dan enak diajak ngobrol loh. dia menjelaskan kepadaku tentang riset yang dijalaninya bersama kakakku. tapi yaa tetap saja aku cuma menjadi pendengar setia(nggak ngerti soalnya).
setelah acara dimulai, ternyata stand kakakku ini bisa dibilang ramai. kakakku dan dia "si pengguna baju orange", menjelaskan kepada visitor-visitor nya dengan begitu semangatnya. sampai mereka tidak menyadari bahwa matahari pun sudah di atas kepala. keringat yang berhamburan di kening mereka. semangat itu tetap terlihat membara. aku yang hanya memperhatikan mereka menjelaskan, mulai nyaman memperhatikan gaya bicaranya, tingkah lakunya yang humoris tapi serius, dan tingkat percaya dirinya. aku begitu tersepona melihat dia. sampai aku tersadar bahwa perutku sudah memanggil untuk diisi. aku pergi untuk mencari sesuatu yang dapat mengisi perutku. setidaknya menyuruh cacing dipeutku untuk menghentikan lagu keroncong yang terus dialunkannya.
disini, di aula pasca ini, aku telah melihatmu bersama keceriaan warna hatiku.
kamu. apa yang aku suka dari kamu ya ??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar